Erosi tanah atau soil erosion merupakan proses penghanyutan tanah dan sebagai gejala alam yang wajar dan terus berlangsung selama terdapat aliran di permukaan. Erosi melaju seimbang dengan laju pembentukan tanah sehingga tanah mengalami peremajaan secara berkesinambungan.
Erosi tanah berubah menjadi bahaya apabila prosesnya berlangsung lebih cepat dari laju pembentukan tanah tersebut. Erosi yang berlangsung dengan cepat akan menipiskan tanah dan pada akhirnya dapat membuat bahan induk tanah seperti batuan dasar ke permukaan tanah.
Erosi ini dapat merusak daerah hulu yang terkena erosi langsung. Selain itu, juga dapat merusaj daerah hilir. Bahan erosi yang di endapkan di daerah hilir dapat berakibat buruk pada bangunan atau tubuh alam penyimpanan atau penyaluran air. Ini dapat menimbulkan pedangkalan yang berakibat kapasitas tampung atau salurannya menurun dengan cepat dan merusak lahan pemukiman.
Erosi tanah dapat menyebabkan penurunan kualitas lahan pertanian di indonesia. Ketika musim hujan di mana curah hujan yang tinggi terkonsentrasi pada bulan-bulan tertentu, tingkat erosivitasnya menjadi sangat besar.
Dengan demikian, erosi dapat menjadi penyebab utama lahan kering didaerah tropika basah. Tanah yang hilang disebabkan karena erosi merupakan tanah lapisan atas yang subur. Ini mengakibatkan, erosi menurunkan kesuburan tanah secara nyata.
Metode konservasi merupakan usaha menjaga tanah tetap produktif atau memperbaiki tanah yang rusak karena erosi. Salah satu kriteria tindakan konservasi yaitu nilai batas erosi yang masih dapat diabaikan (tolerable soil loss). Ada dua pemilihan teknik konservasi, yaitu vegetatif dan mekanik.
Metode vegetatif merupakan pemanfaatan tanaman atau vegetasi sebagai pelindung tanah dari erosi, penghambat laju aliran permukaan, peningkatan kandungan lengas tanah, serta perbaikan sifat-sifat tanah,baik fisik, kimia, maupun biologi.
Metode mekanik merupakan cara penglolaan lahan dengan menggunakan sarana fisik seperti tanah atau batu untuk pencegahan erosi pada tanah. Tujuan metode ini untuk memperlambat aliran air di permukaan, mengurangi erosi serta menampung, dan mengalirkan aliran air permukaan.
Yang tergolong dalam metode ini yaitu metode pengolahan tanah. Pengolahan tanah memiliki fungsi untuk menciptakan keadaan tanah menjadi tempat yang dapat membuat tanaman menjadi mudah tumbuh diatasnya termasuk pembuatan rorak (saluran pembuangan air) dan pembuatan terasering.
Adapun tujuan pengolahan tanah adalah menyiapkan tempat tumbuh bibit, menciptakan daerah perakaran yang baik, menghilangkan sisa-sisa makanan, dan memberantas gulma.
Pengendalian erosi tanah dengan cara teknis dan mekanis merupakan usaha perawatan tanah dalam rangka mengurangi banyaknya tanah yang kehilangan fungsinya di daerah lahan pertanian dengan menggunakan cara tertentu.
Tujuannya untuk memperlambat aliran permukaan dan menampung serta melanjutkan penyaluran aliran permukaan dengan daya pengikisan tanah yang tidak merusak.
Terasering merupakan bangunan konservasi tanah dan air yang dilakukan secara mekanis. Terasering ini dibuat dalam rangka memperpendek panjang lereng dan/ atau memperkecil kemiringan lereng. Cara ini dilakukan dengan jalan penggalian dan pengurugan tanah melintang lereng.
Pembuatan terasering untuk mengubah permukaan tanah miring menjadi bertingkat-tingkat. Dengan demikian, keadaan tersebut dapat mengurangi kecepatan aliran permukaan. Hal ini disebabkan sudut kemiringan diubah dan menahan serta menampungnya.
Jadi lebih banyak air yang meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi, sehengga tanah pun menjadi subur, ketika dilakukan terasering. Fungsi terasering untuk :
- Memudahkan dalam proses konservasi lereng
- Menambah stabilitas lereng
- Memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil sudut kemiringan lereng
- Memperpanjang daerah resapan air ke dalam tanah
- Dapat digunakan untuk landscaping
- Mengurangi kecepatan aliran permukaan
Demikian pembahasan tentang erosi tanah dan metode konservatif. Semoga bermanfaat.