Sahabat informasibelajar.com, pembahasan kali
ini akan memaparkan tentang cerita fiksi. Fiksi diartikan sebagai cerita
rekaan. Cerita rekaan ini merupakan cerita yang berdasarkan pada khayalan,
bukan kejadian sebenarnya.
Cerita fiksi ini biasanya mengkisahkan
tentang kejadian yang tidak nyata, antara lain dongeng, legenda, dan cerpen. Biasanya
cerita ini mengutamakan pikiran, pendapat, perasaan, dan daya khayal pengarang.
Tujuannya tidak lain adalah membuat pembaca merasa terhibur dengan kisah yang
disampaikan.
Cerita fiksi terdiri dari penggambaran
lokasi geografis, pemandangan, perincian perlengkapan ruangan, pekerjaan, atau
kesibukan sehari-hari dari para tokoh, waku berlakunya kejadian, masa
sejarahnya, lingkungan agama, moral, musim terjadinya sebuah tahun,
intelektual, sosial, dan emosional tokoh.
Lalu apa saja struktur dari cerita
fiksi? Seperti yang telah diketahui, karya fiksi, antara lain prosa dan puisi.
Prosa merupakan cerita pendek atau cerpen, novel pendek atau novelet, novel,
naskah drama, skenario film, skenario sinetron, teks iklan, dan prosa lirik.
Prosa ini sebagai karangan bebas yang
tidak terikat pada kaidah, seperti dalam puisi. Sedangkan, puisi, antara lain
puisi tradisional, puisi modern, dan lirik lagu.
Jean Piaget menyatakan struktur fiksi,
terdiri dari:
1. Gagasan secara
menyeluruh, koherensi instrinsik: dimana bagiannya menyesuaikan diri dengan
seperangkat kaidah instrinsik yang menentukan, baik secara keseluruhan maupun
secara bagian-bagiannya.
2. Gagasan
transformasi, di mana struktur itu telah menyanggupi prosedur transformasi yang
terus menerus membentuk bahan yang baru.
3. Gagasan regulasi
diri, di mana struktur tidak memerlukan hal di luar dirinya untuk
mempertahankan prosedur transformasinya, struktur itu bebas terhadap rujukan
pada sistem yang lain (Teeuw dalam Wicaksono, 2014)
Kemudian, fakta cerita merupakan hal-hal
yang akan diceritakan dalam suatu karya fiksi. Fakta cerita di karya fiksi,
meliputi plot, tokoh, dan latar. Sedangkan saranan cerita mencakup judul, sudut
pandang, gaya, dan nada. Kedua hal tersebut juga sebagai unsur-unsur pembanguan
cerita fiksi (tokoh, alur, latar, judul, sudut pandang, gaya dan nada, dan tema).
Tema merupakan pokok pikiran yang
menjadi dasar dari cerita. Contohnya yaitu percintaan, persahabatan, dan
keluarga. Sudut pandang merupakan cara pengarang menggambarkan cerita melalui
narasinya, yang terdiri dari sudut pandang orang pertama, orang kedua, dan
orang ketiga.
Tokoh cerita merupakan peran dalam
cerita. Pada umumnya, sifat atau karakter tokoh dalam cerita ini dinilai dari
ekspresi dalam ucapan dan perilaku dalam cerita. Tokoh ini terdiri dari tokoh
utama, protagonis, dan antagonis.
Alur merupakan suatu rangkaian peristiwa
dalam cerita yang terjalin secara sebab akibat, dari awal sampai akhir menuju
puncak cerita atau sebaliknya. Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan
pengarang melalui karyanya.
Demikia pemaparan tentang struktur dan
unsur dalam cerita fiksi. Semoga artikel ini dapat membantu sahabat dalam
memahami tentang cerita fiksi dan mampu membedakan dengan cerita non-fiksi atau
nyata. Selamat belajar.
Daftar
Pustaka
Pranoto, N. 2011. Cara Menulis Cerita Fiksi dari Buku Harian. Surabaya: Penebar Plus.
Wicaksono, A. 2014. Pengkajian Prosa Fiksi. Yogyakarta: Garudhawaca.
Yustinah dan Iskak, A. 2008. Bahasa Indonesia: Tataran Unggul untuk SMK
dan MAK Kelas XII Standar Isi 2006. Jakarta: Erlangga.
Kusrini, I.A. 2007. Bahasa Indonesia 2: SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira.
Romadhona, G dan Oktavia, W. 2011. Superlengkap Bahasa Indonesia SMP.
Jakarta: Gagas Media.