Pembahasan sebelumnya telah memaparkan
tentang kalimat. Kalimat merupakan satuan bahasa yang terkecil, baik lisan
maupun tulisan untuk menyampaikan maksud dari pembicara. Ada lima unsur dalam
kalimat yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
Selanjutnya, akan dijelaskan tentang
jenis kalimat. Ada beberapa jenis kalimat, yaitu kalimat tunggal dan kalimat
majemuk. Kalimat tunggal merupakan suatu kalimat yang hanya memiliki satu pola
kalimat, yang terdiri dari subjek dan predikat. Contoh: Ayah menonton.
Kalimat tunggal dibedakan menjadi tiga,
berdasarkan bentuk predikatnya. Pertama, kalimat nominal, merupakan suatu
kalimat yang predikatnya kata benda, contoh Anis siswi terbaik SMA N 1 Solo.
Kedua, kalimat verbal merupakan kalimat
yang predikatnya berupa kata kerja, contoh: kakak makan nasi goreng. Ketiga, kalimat adjektiva, yaitu kalimat yang
predikatnya berupa kata sifat, contoh: bibinya sakit.
Kalimat majemuk merupakan gabungan dari
dua kalimat atau lebih. Ada 3 jenis kalimat majemuk, yaitu kalimat majemuk
setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran. Kalimat
majemuk setara terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk
jenis ini masih dikelompok menjadi beberapa jenis, sebagai berikut.
Kalimat majemuk setara penjumlahan. Merupakan
dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta, apabila kedua kalimat tunggal
atau lebih itu sejalan. Contoh: Adik memasak dan kakak mencuci piring.
Kalimat majemuk setara pertentangan. Merupakan
kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan
dengan kata tetapi, sedangkan, dan melainkan. Contoh: ibunya gemuk, tetapi ayahnya kurus.
Kalimat majemuk setara perurutan. Merupakan
dua kalimat tunggal atau lebih yang dapat dihubungkan oleh kata lalu dan
kemudian yang dikemukakan secara
berurutan. Contoh: upacara bendera sudah selesai, lalu kepala sekolah membacakan penutupan.
Kalimat majemuk setara pemilihan. Merupakan
dua kalimat tunggal atau lebih yang dihubungkan oleh kata atau, apabila kalimat tersebut menunjukkan pemilihan. Contoh: ayah
yang membeli makanan di toko atau sales
yang mengantarkan ke rumah.
Kemudian, kalimat majemuk bertingkat
yang dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu kalimat majemuk bertingkat tidak
setara dan kalimat majemuk bertingkat yang beunsur sama atau rapatan.
Kalimat majemuk bertingkat (tidak
setara) terdiri dari satu suku kalimat bebas dan satu atau lebih suku kalimat
yang tidak bebas. Inti gagasannya dituangkan dalam induk kalimat. Sedangkan,
pertalian dari sudut pandang waktu, sebab, akibat, tujuan, dan lain – lain dengan
aspek gagasan dituangkan dalam anak kalimat.
Contoh: apabila Ani ingin melihat barang
– barang bersejarah, Budi akan mengajaknya ke museum.
Anak kalimat: Apabila Ani ingin melihat
barang – barang bersejarah.
Induk kalimat: Budi akan mengajaknya ke
museum.
Kalimat majemuk bertingkat yang berunsur
sama (rapatan). Contoh:
Saya sudah lelah.
Saya ingin pulang.
Karena sudah lelah, saya ingin pulang.
Pada kedua kalimat di atas terdapat kata
saya, di mana keduanya menduduki
fungsi subjek. Dalam hal ini, subjek ditekankan pada induk kalimat, sehingga
subjek pada anak kalimat dapat dihilangkan, bukan sebaliknya.
Selanjutnya, kalimat majemuk campuran.
Kalimat majemuk campuran terdiri dari kalimat majemuk bertingkat dan kalimat
majemuk setara atau kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Contoh: karena hari sudah sore, adik
bermain sebentar dan langsung pulang.
Anak kalimat: Karena hari sudah sore.
Induk kalimat: Adik bermain sebentar dan
langsung pulang.
sumber:
Handiyani, S dan Wildan. 2008. Persiapan UN Bahasa Indonesia untuk SMP/ MTs.
Bandung: Grafindo.