Pokok Aturan dalam Sistem Tanam Paksa
Sistem taam paksa awalnya dibuat
dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan sebanyak mungkin dari Indonesia, dan
dalam waktu yang relatif singkat. Karena tujuan ini, maka pemeritntah kolonial
mengerahkan tenaga rakyat tanah jajahan untuk mengusahakan penanaman yang hasil
– hasilnya dapat dijual ladi ke pasaran dunia atau tanaman yang berkualitas
untuk ekspor.
Karena untuk tujuan mendapat
keuntungan secara maksimal, maka jenis tanaman yang diusahakan harus mengikuti
ketentuan pemerintah kolonial. Dalam menjalankan sistem tanam paksa ini, ada
beberapa pokok aturan tanam paksa yang diterapkan. Berikut ini terdapat pokok –
pokok sistem tanam paksa.
Pokok pokok sistem tanam paksa
1. Rakyat
diwajibkan untuk menyediakan seperlima darilahan garapannya untuk ditanami
tanaman wajib atau tanaman berkualitas ekspor.
2. Lahan
yang disediakan untuk tanaman wajib dibebaskan dari pembayaran pajak tanah.
3. Hasil
panen dari tanaman wajib ini harus diserahkan kepada pemerintah kolonial.
Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak yang harus dibayar akan
dibayarkan kembali kepada rakyat.
4. Tenaga
dan waktu yang diperlukan untuk menggarap tantaman wajib tidak boleh melebihi
tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menanam tanaman padi.
5. Bagi
masyarakat yang tidak memiliki tanah, maka wajib bekerja selama 66 hari dalam
satu tahun di perkebunan milik pemerintah.
6. Apabila
terjadi kegagalam panen tanaman wajib, maka hal ini akan menjadi tanggung jawab
pemerintah.
7. Penggarapan
tanaman wajib dilakukan di bawah pengawasan langsung dari para penguasa
pribumi. Pegawai – pegawai Belanda hanya mengawasi secara umum jalannya
penggarapan dan pengangkutan sistem tanam paksa yang berlangsung.
Jika dicermati dari pokok sistem
tanam paksa yang dirancang pada awal pemberlakukannya ini, memang sistem tanam
paksa ini terlihat tidak membebani rakyat. Kebijakan ini bahkan lebih ringan
bila dibandingkan dengan aturan wajib tanam sebelumnya, seperti pada verplichte leverantien dan preanger stelsel.
Tak hanya itu, sistem tanam paksa
yang dilakukan ini juga dapat melatih rakyat untuk mengetahui jenis – jenis
tanaman yang laku di pasaran dunia. Karenanya, pada dasarnya pokok pokok sistem
tanam paksa ini dapat dikatakan baik.
Hanya saja, dalam pelaksanaannya,
sistem tanam paksa ternyata malah menyengsarakan rakyat Indonesia. Beban yang
ditanggung rakyat justru lebih berat bila dibandingkan dengan aturan tanam
sebelumnya. Penderitaan rakyat yang lebih berat ini terjadi karena adanya
berbagai penyimpangan yang muncul selama pelaksanaan sistem tanam paksa.