Gerakan Kebangkitan Nasional di India
India adalah
salah satu negara di Asia Selatan yang memiliki sejarah panjang untuk mencapai
kemerdekaan. Kemerdekaan India ini merupakan hasil perjalanan untuk membebaskan
diri dari penjajahan Inggris. Proses pencapaian kemerdekaan diri dari
penjajahan Inggris inilah yang dikenal dengan kebangkitan nasionalisme India.
Kebangkitan
nasionalisme di India ini salah satunya mendapatkan pengaruh dari masuknya
revolusi industri yang berlangsung di Inggris menuju ke India. Revolusi
industri yang masuk ke India ini memberikan dampak buruk terhadap keadaan masyarakat
India. Barang – barang impor dari Eropa yang masuk ke India inilah yang
kemudian menghancurkan industri rumah tangga India, terutama industri tekstil.
Selain itu,
pengaruh revolusi industri ini juga menjadi pemaksaan masuknya budaya barat.
Masuknya budaya barat ini dinilai membahayakan struktur masyarakat desa dan
adat istiadat yang telah dianut secara turun temurun. Karenanya, adanya kolonialisme
dan imperalisme yang dilakukan oleh Inggris ini pun menimbulkan reaksi rakyat
India.
Reaksi rakyat
India ini dapat dilihat dari bentuk perlawanan fisik, gerakan pembaharuan
sosial keagaman serta pendidikan, dan gerakan politik yang terjadi di India.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah bentuk kebangkitan nasionalisme yang
terjadi di India.
Kebangkitan Nasional dengan Perlawanan
Fisik
Perlawanan
fisik yang dilakukan oleh rakyat India muncul dalam bentuk pemberontakan
bersenjata yang berlangsung selama 2 tahun yakni pada tahun 1857 hingga 1859. Pemberontakan
fisik di India ini dikenal dengan sebutan The Great Indian Mutiny.
Pemberontakan fisik
diawali dari kota Meerut, di dekat New Delhi. Kemudian, pemberontakan terus
meluas menuju ke New Delhi dan wilayah di sekitarnya. Dalam pemberontakan ini ini,
mucnul pula tokoh - tokoh pemberontakan, yang diantaranya adalah : Kunwar Singh,
Nana Sahib, dan Tantya Tope.
Pemberontakan fisik
di India bertujuan untuk mengusir EIC dari India serta mengembalikan kekuasaan
kerajaan Moghul di India. Dalam pemberontakan ini, pasukan bala bantuan dari
Punjab dan Benggala mampu menaklukkan kaum pemberontak. Pada akhirnya,
pemberontakan ini mampu menandai akhir kekuasaan dari EIC di India.
Hanya saja,
kerajaan Moghul masih belum berhasil kembali menguasai India. sejak saat itu,
India justru berada langsung di bawah kerajaan inggris.
Gerakan Sosial Keagamaan dan Pendidikan
Gerakan sosial
keagamaan dan pendidikan di India merupakan reaksi positif terhadap masuknya budaya
barat. Para tokoh gerakan ini berupaya memperkenalkan unsur – unsur budaya
barat yang bernilai baik kepada masyarakat tradisional India. Tujuannya adalah untuk
membangun masyarakat yang lebih modern dan lepas dari kekangan adat atau
tradisi yang tidak masuk akal, atau bahkan berlawanan dengan kemanusiaan.
India memang
memiliki beberapa tradisi yang pada dasarnya berlawanan dengan kemanusiaan,
misalnya seperti tradisi hindu suttee.
Dalam tradisi hindu suttee ini, sang istri
diharuskan untuk turut membakar diri dalam upacara pembakaran jenasah suaminya.
Gerakan sosial
keagamaan dan pendidikan di India, antara lain sebagai berikut :
1.
Brahma Samaj,
Brahma samaj dipelopori oleh Rammohan
Roy dan Dwarakanath Tagore. Dalam gerakan ini, mereka menganjurkan untuk
penghapusan kasta dan tradisi kuno Hindu yang bertentangan dengan kemanusiaan.
Di samping itu, gerakan Brahma Samaj juga mengajarkan monoteisme.
2.
Santiniketan,
Santiniketan dipelopori oleh Rabindranath
Tagore. Gerakan Santiniketan merupakan pembaharuan pendidikan. Tujuannya adalah
untuk menanamkan rasa cinta tanah air dan budaya India.
Dengan kedua gerakan inilah, maka nasionalisme yang khas dari India dapat
terbentuk dengan lebih baik.
Gerakan politik dalam kebangkitan
nasionalisme India
Gerakan politik inilah yang mengawali kebangkitan nasionalisme India,
dalam arti gerakan seluruh rakyat India. Gerakan politik ini dirilis oleh
organisasi politik bernama kongres India (All Indian National Congress).
Organisasi ini didirikan pada tahun 1885 oleh Allan O. Hume. Organisasi
ini berbetuk semacam majelis rakyat
India yang terdiri dari golongan Hindu, Buddha dan Islam. Tokoh –tokoh dalam
organisasi ini berasal dari kalangan terpelajar.
Para tokoh kongres India dari kalangan Hindu antara lain ada Mahatma Gandhi,
Pandit Jawaharlal Nehru, dan Bal G. Tilak. Sedangkan para tokoh dari kalangan Islam
antara lain adalah Mohammad Ali Jinnah, Iskandar Mirza, dan Liquat Ali Khan.
Dalam perjuangan gerakan politik ini, kongres menempuh dua cara yakni,
kekerasan dan tanpa kekerasan. Perjuangan kekerasan dipelopori oleh Bal G.
Tilak. Bentuk perjuangan mereka ini merupakan reaksi terhadap perjuangan
diplomasi yang dianggap terlalu lemah dan tidak berpengaruh.
Karenanya, sejak tahun 1890, B.G. Tilak pun membentuk sayap radikal di
dalam kongres India. Bersama Chandrapal, ia mengadakan berbagai bentuk agitasi
melawan pemerintah kolonial inggris dan memobilisasi rakyat untuk kebangkitan
nasionalisme.
Meski demikian, kritik keras dari sayap radikal, tidak memperlemah
gerakan tanpa kekerasan di dalam kongres. Justru gerakan tanpa kerkerasan seperti
itulah yang mampu menjatuhkan kewibawaan pemerintah kolonial. Hal itu terbukti
dari gerakan yang dipelopori oleh Mahatma Gandhi yang kemudian mampu
mempengaruhi pemerintahan kolonial Inggris.
Gerakan Mahatma Gandhi
Dalam menjalankan gerakan anti kekerasan, Mahatma Gandhi menggunakan
empat inti gerakan atau ajaran utama. Gerakan Mahatma Gandhi ini, meliputi :
Ahimsa : gerakan melawan tanpa
kekerasan atau gerakan anti peperangan.
Satya Graha : gerakan menolak
kerja sama dengan pemerintah kolonial Inggris.
Hartal : gerakan mogok (dalam
sauna berkabung) sebagai tanda protes terhadap ketidakadilan pemerintah
kolonial.
Swadeshi : gerakan menggunakan
bahan – bahan buatan negeri sendiri untuk menghancurkan industri Inggris,
terutama dalam insdustri tekstilnya.
Gerakan ahimsa, satya graham, dan hartal muncul sebagai reaksi terhadap
diberlakukannya Undang – Undang Rowland Act.
Undang – undang ini berisi tentang pemberian sanksi berat terhadap warga India
yang dianggap menimbulkan keonaran politik.
Selain itu, ketiga gerakan itu ditambah dengan swadeshi juga mucnul
sebagai reaksi terhadap diberlakukannya Government Of India Act. Undang –
undang ini memberikan status negara federasi kepada India yang dianggap tidak
adil.
Kemerdekaan India
Pada tahun 1906, terjadi perpecahan dalam kongres India. Kalangan Islam keluar
dari kongres mendirikan kemudian liga muslim (Moslem League). Liga inilah yang kemudian menjadi pelopor
berdirinya negara Islam Pakistan.
Selanjutnya, tuntutan kemerdekaan semakin merebak. Hingga pada tahun
1921, untuk meredam tuntutan kemerdekan yang semakin merebak, maka pemerintah
kolonial memberlakukan Government of
India Act. Dengan adanya Undang – undang ini maka India ditempatkan sebagai
negara federasi.
Namun, dalam Undang – Undang ini mengaharuskan bahwa urusan penting tetap
ditangani oleh Gubernur Jenderal. Akibatnya, kongres India pun menolak undang –
undang tersebut dan masih tetap menuntut kemerdekaan.
Meski sempat menolak dengan tuntutan kemerdekan penuh, kongres India
akhirnya menerima pemberlakuan India sebagai negara persemakmuran. Pemberian
kemerdekaan penuh pada India ini dilakukan pada tanggal 15 agustus 1947.
Dalam kemerdekaan ini, Jawaharlal Nehru menjadi Perdana Menteri India yang
pertama. Selanjutnya, pada tanggal 26 januari 1950, India pun memproklamasikan
kemerdekaan penuhnya sebagai republik yang demokratis.