Sudah sejak jaman dulu kala, dari jaman Yunani, Jaman Romawi, hingga Jaman Modern saat ini, rhetorika selalu memegang peranan penting dalam interaksi manusia. Rhetorika merupakan sebuah seni berbicara yang bertujuan untuk melakukan komunikasi untuk menyampaikan suatu maksud atau tujuan tertentu.
Bentuk rhetorika ada bermacam – macam, seperti baca puisi, ceramah, sambutan, dan juga pidato. Pidato adalah salah satu bentuk rhetorika yang menarik dan hingga saat ini banyak digunakan oleh masyarakat.
Pada awalnya, rhetorika berkembang sebagai sebuah seni dan hanya identik dengan orasi – orasi bernuansa politik dan pemerintahan. Namun, seiring perkembangan jaman, penggunaan rhetorika semakin meluas di berbagai ranah sosial masyarakat, dan bahkan juga dikembangkan secara sistematis.
Rhetorika pun berkembang menjadi sebuah bentuk perpaduan antara seni dan juga kepandaian berbeicara yang pada dasarnya bisa dipelajari. Dalam mengembangkan ilmu rhetorika berpidato ini, ada banyak tokoh dunia ternama yang terlibat di dalamnya.
Misalnya saja Lactantius (260 – 320) yang merupakan seorang ahli pidato yang dijuluki ‘Cicero’, Yulius Caesar (100 – 44 SM) seorang penguasa Romawi yang diakui piawai dalam hal perang dan juga berpidato untuk membakar semangat juang dengan daya sugesti yang tinggi, Roger Bacon (1214 – 1219) yang mempopulerkan metode experimental dan pentingnya pengetahuan psikologis dalam ilmu rhetorika, dan bahkan juga Aristoteles.
Dari para ahli pidato dunia ini, ada warisan pengetahuan tentang ilmu pidato yang begitu berharga, terutama yang dirumuskan dari jaman rhetorika modern. Ilmu adalah tentang tahap penyusunan pidato paling fenomenal yang begitu terkenal dengan sebutan ‘the five cannons of rhetoric’. Tahapan ini terdiri dari inventio – dispotitio – elucotio – memoria – pronuntiatio.
Tentu saja tips tentang tahap penyusunan pidato ini akan sangat berharga bagi siapa pun yang tengah mempelajari tentang ilmu rhetorika ini. Ini dia 5 tahap penyusunan pidato yang bisa kamu jadikan referensi tepat :
1. Inventio
Inventio adalah tahap paling awal dalam persiapan penyusunan pidato. Pada tahap ini, dilakukan pencarian dan penemuan aneka bahan pembeciraan untuk pidato. Tahap awal ini sangat penting untuk dapat memperoleh isi pidato yang tepat dan berkesan.
Menemukan pokok – pokok pikiran atau gagasan adalah tahapan penting. Temukan berbagai bahan yang berkaitan dengan pendapat atau ide orang lain, buku dokumentasi dan lain sebagainya yang dapat mendukung pokok pikiran secara lugas dan rasional.
2. Dispotitio
Tahapan dispotitio adalah tahapan penyusunan dan pengorganisasian bahan yang disesuaikan dengan beberapa kondisi yakni, kondisi khalayak (audience), suasana (occasion), dan juga kepribadian kita sendiri.
Ketiga kondisi ini penting untuk diperhatikan demi suksesnya suatu pidato nantinya. Audiens, suasana dan pribadi dari penutur pidato sendiri adalah tiga hal yang perlu dikombinasikan bersama secara tepat. Baik isi maupun gaya berpidato, harus bisa diorganisir dan sesuai dengan ketiga aspek ini. Tahapan dispotitio ini disebut juga sebagai oikonomio taxis.
3. Elucutio (lexis)
Tahap elucutio atau lexis ini adalah tahapan pengungkapan gagasan dan bahan – bahan yang disusun dalam gaya bahasa yang dirasa paling tepat. Karena digunakan untuk pidato, tulisan naskah yang berisi pengungkapan gagasan ini tentu saja harus ditulis dengan bahasa lisan dan bukannya bahasa tulisan.
4. Memoria (mneme)
Memoria adalah tahap penanaman bahan dan gagasan ke dalam ingatan. Pada tahapan ini, hal yang paling penting adalah bagaimana kemampuan orator dalam merekam dan menyimpan semua bahan secara garis besar saja di dalam pikirannya, sehingga nantinya bisa diungkapkan kembali dengan jelas saat berpidato.
Memoria ini bisa juga disebut sebagai tahap latihan mengingat. Dimana semua bahan yang telah terkumpul dan tersusun rapi, harus bisa ditanam ke dalam pikiran sehingga memorinya bisa dipanggil lagi dengan mudah ketika pidato nanti.
5. Pronuntiatio (action, hypocrisis)
Pronuntitatio adalah tahapan penyajian atau penyampaian pidato. Pada penyajian pidato ini, hal yang perlu diperhatikan adalah suara (vocal) dan gerakan – gerakan tubuh (gestus mederatio cum venustate).
Pada dasarnya, menyampaikan pidato bukanlah hal yang gampang. Di dalamnya, perlu perpaduan antara kepintaran berbicara dan juga seni. Jadi, mengolah suara dan gerakan tubuh semenarik mungkin dan secara tepat adalah hal penting agar pesan dari bentuk komunikasi yang hendak disampaikan bisa tersampaikan dengan baik.