Mengenal Sejarah Terusan Suez

Terusan Zues mulai dibangun tepat pada tanggal 15 April 1859, tepatnya di wilayah mesir. Seorang insinyur Perancis yang bernama Ferdinand Vicomte ....

Terusan Suez memegang peranan besar dalam perkembangan peradaban di dunia ini. Terusan ini memiliki sejarah yang panjang dengan berbagai kisah yang menyertainya. Pernanan dari Terusan Suez terhadap sejarah dunia memang tak bisa dianggap remeh.

Terusan ini mengambil peran penting dalam berbagai kerjasama hingga peperangan yang terjadi di dunia selama berabad – abad lamanya. Karenanaya, ketika belajar sejarah, belajar tentang asal – asul dan sejarah yang menyertai Terusan Suez adalah hal yang penting dan hampir tak pernah dilewatkan.

Pembangunan Terusan Suez

Terusan Zues mulai dibangun tepat pada tanggal 15 April 1859, tepatnya di wilayah mesir. Seorang insinyur Perancis yang bernama Ferdinand Vicomte de Lesseps adalah orang yang merancang desain arsitek dari terusan ini. Terusan ini dibangun melewati laut tengah dan laut merah.

Terusan Suez terbentang dari port Tawfik di bagian selatan sampai port said di bagian utara. Dengan panjang mencapai 163 km, terusan ini dibangun untuk menghubungkan pelabuhan said (Bur Sa’id) di laut tengah dengan Suez (Al Suways) di laut merah. Terusan Suez terdiri dari dua bagian utama, bagian utara dan selatan, yakni Danau Great Bitter yang menghubungkan Laut Tengah ke Teluk Suez.

Karena besar dan panjangnya terusan Suez ini, pembangunannya pun membutuhkan waktu yang cukup panjang, yakni sekitar 10 tahun. Jadi, baru pada tanggal 17 November 1869, terusan ini baru bisa dibuka untuk pertama kalinya.

Baca juga: Latar Belakang Revolusi Inggris

Peranan dan Sejarah Terusan Suez

Terusan Suez ini dibangun dengan membawa misi yang besar demi percepatan kemajuan dan peradaban dunia terutama untuk wilayah Eropa dan Asia di sekitar Terusan Suez berada. Dengan adanya Terusan Zues inilah yang memungkinkan adanya transportasi air dari Eropa ke Asia tanpa harus mengelilingi afrika.

Karena pentingnya terusan ini, terutama bagi kepentingan ekspansi masyarakat Eropa, maka pembangunan terusan ini pun diusahakan untuk dilakukan meski harus menelan biaya yang cukup besar.

Dana yang dihabiskan dalam pembangunan ini ditanggung oleh Prancis, yang jumlahnya mencapai US $ 41,86 juta. Ketika itu, di tahun 1854-1856, Khadif Mesir Said Pasha lah yang memberikan hak atau izin kepada Ferdinand de Lesseps untuk membangun Terusan Zues yang baru dapat diselesaikannya di tahun 1869.

Sayangnya, kerjasama pengelolaan terusan Suez ini tidak selalu berjalan mulus. Pemerintahan Mesir yang terus mengalami defisit pada tahun 1875, dengan terpaksa harus menjual saham terusan Zues. Meski demikian, melalui konvensi konstatinopel di tahun 1888, menjamin semua kebebasan secara damai dan aman bagi kapal - kapal dari semua Negara yang hendak melewati kanal ini.

Hanya saja, pada pemerintahan Mesir di bawah kepemimpinan Presiden Gamal Abdul Nasser, Terusan Suez ini malah dinasionalisasikan. Tepatnya pada tanggal 26 Juli 1956, Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser menasionalisasikan Terusan Suez, yang kemudian membawa Terusan Suez pada krisis besar.

Tentu saja nasionalisasi ini tidak bisa diterima oleh pemerintahan Perancis. Pemerintah Perancis yang enggan menerima kekuasaan Mesir terhadap Terusan Suez kemudian memilih bersekutu dengan pasukan Inggris yang tergabung dalam gabungan Israel.

Pasukan gabungan ini kemudian melancarkan serangan terhadap Terusan Suez di Mesir pada tanggal 19 Oktober 1956. Gabungan pemerintahan Israel, Perancis dan Inggris melakukan serangan yang benar – benar brutal hingga membuatnya berhasil menaklukkan Mesir.

Dengan kemenangan ini, Semenanjung Sinai di Mesir kemudian diduduki oleh Israel. Sementara itu, posisi sepanjang terusan di duduki oleh Inggris dan Perancis. Gejolak di Terusan Suez kemudian tetap saja bergulir.

Pemerintah Israel memberikan hak kepada pemerintah Mesir untuk membuka kembali Terusan Zues dengan syarat harus mengganti kerugian saham dari para pemegang saham secepatnya. Hanya saja, keputusan ini justru memicu terjadinya perang enam hari di Terusan Suez.

Terjadinya perang Enam Hari ini kemudian malah mendorong Israel untuk menguasai Suez pada tanggal 9 Juni 1967. Dengan dikuasainya Terusan Suez oleh Israel, terusan ini pun ditutup selama 8 tahun kemudian.

Mesir tentu tak mau tinggal diam dengan kekacauan yang terjadi di wilayahnya ini. Mesir lalu mempelopori terjadinya perang Yom Kippur ditanggal 6 Oktober 1973. Perang Yom Kippur ini kemudian berhasil mengantarkan Mesir pada kemenangan dan membuatnya mampu kembali menguasai Suez.

Israel yang juga tidak terima atas serangan Mesir kemudian berusaha membalas kekalahanya. Israel pun melakukan serangan balasan pada tanggal 16 Oktober 1973. Melalui serangan ini, Israel berhasil memukul mundur mesir. Israel lalu membangun sebuah jembatan di atas kanal agar dapat menyeberangi Suez.

Sebenarnya, dalam perang Yom Kippur ini, Mesir secara militer memang dikalahkan. Hanya saja, Mesir memperoleh kemenangan secara diplomatik yang membuat seluruh terusan Suez dan Semenanjung Sinai kembali di bawah kekuasaan Mesir.

Karena berhasil dikuasai oleh Pemerintahan Mesir, kemudian Terusan Suez pun kembali dibuka untuk umum mulai tahun 1975.